Selasa, 24 Februari 2009

Kewiraswastaan atau Entrepreneur

Kewiraswastaan atau Entrepreneur

Guru Bidang Studi : Mohammad Sholeh, SE

SMK MUHAMMADIYAH JEMBER

JULI 2007

Secara etimologis, wiraswasta merupakan suatu istilah yang berasal dari kata-kata ‘wira’ dan ‘swasta’. Wira berarti berani, utama, atau perkasa. Swasta merupakan paduan dari dua kata : ‘swa’ dan ‘sta’. Swa artinya sendiri, sedangkan Sta berarti berdiri. Swasta dapat diartikan sebagai berdiri menurut kekuatan sendiri.
Wiraswasta ialah keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri.
Dengan demikian pengertian wiraswasta bukan hanya sekedar usaha partikelir atau kerja sambilan di luar dinas negara, melainkan sifat-sifat keberanian, keutamaan, keuletan dan ketabahan seseorang dalam usaha memamjukan prestasi kekaryaan, baik dibidang tugas kenegaraan maupun partikelir dengan menggunakan kekuatan diri sendiri.
Secara umum dapat dikatakan, bahwa manusia wiraswasta orang yang memiliki :
1. potensi untuk berprestasi
2. memiliki motivasi yang besar
3. maju berprestasi
4. mampu menolong dirinya sendiri
5. mampu mengatasi permasalahan hidup
6. mampu memenuhi kebutuhan hidup
7. mampu mengatasi kemiskinan
8. tidak menunggu bantuan/pertolongan
9. tidak suka bergantung kepada pihak lain
10. tidak suka menunggu uluran tangan
11. tidak suka tergantung kepada alam
12. tidak mudah menyerah kepada alam
13. berusaha untuk menundukkan alam

Untuk mencapai atau memiliki kualitas manusia wiraswasta, seseorang harus memiliki kekuatan sebagai modal. Sedang untuk memiliki modal kekuatan ini orang harus belajar, sehingga padany terdapat sumber daya manusia.
Orang yang mampu mengenal diri akan menyadari, bahwa di dalam dirinya terdapat kelemahan ataupun kekuatan pribadi. Pribadi yang lemah dilandasi oleh jiwa yang pesimis, statis, tergantung dan masa bodoh, sedangkan pribadi yang kuat dilandasi oleh jiwa yang optimis, dinamis dan kreatif.
Bagaimanakah cirri-ciri pribadi yang kuat ? kita hendaknya tidak membiarkan diri untuk dikuasai oleh jiwa yang kerdil (penuh dengan pesimistis, statis, ketergantungan, dan kebodohan). Bilamana orang membiarkan dirinya terkuasai oleh jiwa kerdilnya, maka ia akan memperoleh kehidupan yang kerdil pula.
Manusia yang berkepribadian kuat memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1. memiliki moral yang tinggi
2. memiliki sikap mental wiraswasta
3. memiliki kepekaan terhadap arti lingkungan
4. memiliki ketrampilan wiraswasta

Manusia yang bermoral tinggi itu setidak-tidaknya memiliki/menjalankan enam sifat utama :
1. ketaqwaan kepada Allah SWT
2. kemerdekaan batin
3. keutamaan
4. kasih sayang terhadap sesama manusia
5. loyalitas hokum
6. keadilan

Keyakinan yang kuat dapat kita tumbuhkan didalam jiwa kita dengan syarat :
1. kita harus mengenal diri kita sindiri sebagai makhluk yang memiliki kelemahan, namun memperoleh anugerah kekuatan dari Allah SWT untuk mengatasi kelemahan kita iti
2. kita harus percaya kepada diri sendiri, bahwa kita memiliki potensi tersendiri yang tidak kurang kuatnya dengan apa yang dimiliki oleh orang lain. Coba renungkan, kalau orang lain bisa mencapai kesuksesan, mengapa kita tidak bisa ?
3. kita harus mengetahui dengan jelas terhadap tujuan-tujuan serta kebutuhan kita, dimana kita dapat mendapatkannya, bagaimana cara-cara untuk mencapai atau memenuhinya, serta kapan/berapa lama target waktu untuk mencapai/memenuhinya. Setiap tujuan, kebutuhan dan rencana-rencana kita harus senantiasa menguasai jiwa kita dengan penuh kesadaran. Hal ini akan menumbuhkan kepercayaan kepada diri sendiri, sehingga dengan demikian timbul pula kegairahan dan semangat untuk maju dan kita terdorong dan tergerak untuk berbuat.

Adapun cara-cara untuk menumbuhkan sifat-sifat kejujuran dan tanggungjawab adalah dengan :
1. mendidik diri sendiri sehingga memiliki moral yang tinggi. Dengan perkataan lain, kita hendaknya belajar:
- untuk bertaqwa kepada Allah Swt
- belajar untuk memperoleh kemerdekaan batin
- belajar untuk mementingkan keutamaan
- belajar untuk mematuhi hokum-hukum yang berlaku
- belajar untuk berlaku adil kepada sesame manusia
2. melatih disiplin diri sendiri (‘self descpline’). Kita akan mustahil untuk begitu saja menjadi manusia jujur dan bertanggungjawab, apabila kita tidak membina kepribadian kita. Rasa tanggungjawab dapat ditumbuhkan didalam diri kita melalui latihan berdisiplin. Dengan melatih disiplin diri sendiri, maka kita akan memperoleh ketabahan, keuletan dan keteraturan tingkah laku dan perbuatan kita.

Latihan disiplin diri diri sendiri dapat kita lakukan dengan jalan :
a. membatasi keinginan-keinginan kita. Hidup kita diliputi oleh berbagai macam keinginan, baik keinginan-keinginan daging/jasmani, maupun keinginan-keinginan jiwa/rohani. Akibat dosa yang ditanggung oleh manusia, maka tidak semua keinginan kita adalah baik atau positif. Oleh karena itu kita harus belajar mengekang atau membatasi berbagai macam keinginan kita, terutama keinginan-keinginan yang negatif yang merugikan kelestarian hidup kita.
b. melatih daya kemauan kita agar menjadi lebih kuat. Telah dijelaskan pada bagian terdahulu, bahwa kemauan kita dapat terancam oleh kondisi-kondisi yang memperkuat atau memperlemah kemauan.

Beberapa hal yang perlu kita miliki untuk menjadi manusis tahan uji lahir batin adalah :
a). Sehat Jasmani dan Rohani
b). Memiliki Kesabaran
c). Memiliki Ketabahan

untuk dapat bekerja keras itu perlu ditunjang dengan :
a). Ketekunan Bekerja
b). Keuletan Berjuang

Manusia yang bersikap mental wiraswasta setidak-tidaknya memiliki enam kekuatan mental yang membangun kepribadian yang kuat :
1). Berkemauan keras
2). Berkeyakinan kuat atas kekuatan pribadi,
untuk ini diperlukan :
a). Pengenalan diri
b). Kepercayaan pada diri sendiri
c). Pemahaman tujuan dan kebutuhan
3). Kejujuran dan tanggungjawab,
Untuk ini diperlukan adanya :
a). Moral yang tinggi
b). Disiplin diri sendiri
4). Ketahanan fisik dan mental,
Untuk ini diperlukan :
a). Kesehatan jasmani dan rohani
b). Kesabaran
c). Ketabahan
5). Ketekunan dan keuletan untuk bekerja keras
6). Pemikiran yang konstruktif dan kreatif

Manusia wiraswasta setidak-tidaknya harus memiliki empat hal agar dirinya peka/sensitive terhadap arti lingkungan bagi kehidupannya :
1. pengenalan terhadap arti lingkungan
2. rasa syukur atas segala yang diperoleh dan dimiliki
3. keinginan yang besar untuk menggali dan mendayagunakan sumber-sumber ekonomi lingkungan setempat
4. kepandaian untuk menghargai dan memanfaatkan waktu secara efektif

Pada garis besarnya, pemikiran ilmiah dapat berlangsung dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1). Merumuskan tujuan, keinginan dn kebutuhan baik bagi diri sendiri maupun bagi pihak lain
2). Merumuskan permasalahan yang berhubungan dengan usaha mencapai tujuan, keinginan dan kebutuhan diatas
3). Menghimpun fakta-fakta obyektif yang berhubungan dengan obyek yang sedang kita fikirkan
4). Mengolah fakta-fakta itu dengan pola berfikir tertentu, baik secara induktif ataupun deduktif, atau mencari hubungan antar fakta sehingga ditemukan berbagai alternatif
5). Memilih alternatif yang dirasa paling tepat
6). Menguji alternatif itu dengan mempertimbangkan hukum sebab akibat sehingga ditemukan manfaat alternatif itu bagi kehidupan
7). Menemukan dan meyakini gagasan
8). Mencetuskan gagasan itu, baik secara lisan maupun tertulis

Maka ketrampilan berpikir kreatif membutuhkan dua hal :
1. daya imajinasi yang menunjang proses berpikir
2. cara berfikir ilmiah

Dalam proses pembuatan keputusan, keragu-raguan dan ketidak setujuan diperlukan, karena keraguan dan ketidak setujuan bermanfaat untuk :
1). Memungkinkan penerimaan bersama terhadap keputusan yang diambil
2). Memoerkaya alternative-alternatif untuk melahirkan keputusan yang lebih mantap.
3). Keraguan merangsang daya imajinasi untuk mendapatkan jawaban yang benar terhadap suatu masalah. Daya imajinasi bekerja bersama pikiran untuk menelaah masalah dalam situasi baru sehingga diperoleh pengenalan dan pengertian.

Beberapa hal yang perlu digaris bawahi dalam usaha melatih ketrampilan untuk memimpin diri sendiri yaitu dengan jalan sebagai berikut :
1. Mengenal diri sendiri
2. Melatih kemauan
3. Melatih disiplin diri sendiri

Kualitas kepribadian seseorang menentukan ketrampilan kepemimpinan seseorang. Adapun kualitas kepribadian itu meliputi :
1). Kapasitas mental (intelegensi, fasilitas verbal dan nalar)
2). Prestasi (gelar kesarjanaan, pengalaman pendidikan, pengalaman kerja dan pengetahuan
3). Tanggungjawab (ketergantungan, kepercayaan pada diri sendiri dan ambisi)
4). Partisipasi (kemampuan menyesuaikan diri, kemampuan bergaul dan aktivitas)
5). Status (posisi sosial-ekonomi dan popularitas)

Oleh karena itu ketrampilam kepemimpinan seseorang ditentukan oleh beberapa faktor berikut :
1. kemauan bergaul dengan orang lain
2. mengenal dan belajar melayani kebutuhan orang lain
3. suka mengambil inisiatif
4. memiliki ketrampilan berkomunikasi dengan orang lain
5. mampu membangun moral kerja dalam kelompok
6. menciptakan situasi pekerjaan yang menantang dan menyenangkan
7. berusaha memberikan banyak sumbangan bagi pemecahan masalah kelompok
8. mampu membimbing pengertian dan tingkah laku kelompok untuk tercapainya tujuan bersama
9. suka bertukar fikiran dan pendapat dengan orang lain

a. Keimanan dan semangat
(1). Beriman dan berbuat kebaikan
(2). Bersyukur kepada Allah Swt
(3). Percaya pada diri sendiri
(4). Memelihara kepercayaan orang yang dipercayakan kepadanya
(5). Rasa keadilan yang sejauh mungkin seimbang
(6). Inisiatif (prakarsa) dan disiplin diri
(7). Rasa tanggungjawab dalam kehidupan
(8). Keutamaan memajukan lingkungan (kecil-besar)
(9). Tahu apa maunya (cita-cita)
(10). Tekad menyebar-luaskan segala hal yang baik
(11). Berani mengambil resiko
(12). Riwayat hidup orang-orang besar kalangan pemerintah dan swasta sedunia

b. Sikap mental kebiasaan watak kepribadian
(1). Sikap mental maju
(2). Gairah mengutamakan memberi dari pada menerima
(3). Ulet dan tekun
(4). Pandai bergaul; kepribadian menyenangkan (tidak kikir dengan senyuman)
(5). Meyakinkan diri sebelum bertindak
(6). Menolak benih fikiran kotor
(7). Mensyukuri dan menghargai waktu
(8). Seni bicara dengan santun
(9). Menghilangkan perasaan khawatir, iri hati, prasangka dan keserakahan
(10). Solidaritas persahabatan (kesetiakawanan)
(11). Kesetiaan
(12). Menghormati tertib hokum
(13). Tidak berlebihan dalam hal apapun
(14). Tidak gila hormat, pangkat, gelar dan kekuasaan
(15). Tahu diri dimanapun dan dalam keadaan apapun
(16). Kehormatan, Martabat & Harga Diri
(17). Mengendalikan diri (nafsu, beli, rakus)
(18). Kejujuran
(19). Memajukan Lingkungan
(20). Menolak pemberian tanpa berkarya


c. Daya Pikir Kreatif
(1). Berpikir maju (bebas-positif)
(2). Belajar sendiri
(3). Menarik pelajaran dari kegagalan dan perjalanan
(4). Buku Harian
(5). Pengalaman dan nasehat orang lain
(6). Keutamaan hasil kerjasamna
(7). Keberhasilan berkarya
(8). Dunia selalu haus akan sesuatu yang baru
(9). Efisiensi
(10). Kewaspadaan mental

d. Daya penggerak diri
(1). Kegairahan
(2). Diri Idaman (Imajinasi)
(3). Kesediaan berupaya untuk berhasil
(4). Menolak pemberian motivasi keberhasilan
(5). Psycho-Cyberneties (sibernetik kejiwaan)
(6). Pikiran kreatif
(7). Pikiran bawah sadar
(8). Pikiran akal
(9). Hati Nurani
(10). Daya cipta (menulis, melukis dan berkarya)
(11). Mengenal kesempatan

e. Resiko dan persaingan
(1). Mengenal risiko
(2). Keahlian mengambil risiko
(3). Risiko pertengahan
(4). Risiko dan Inisiatif
(5). Tiada sesuatu tanpa risiko
(6). Risiko yang diasuransikan
(7). Risiko yang tidak dapat diasuransikan
(8). Risiko perjudian
(9). Persaingan dan kerjasama

f. Kemampuan meyakinkan
(1). Keyakinan sendiri
(2). Meyakinkan
(3). Mengenal barang dan jasa sendiri
(4). Salesmanship
(5). Sikap-sikap dalam menjual
(6). Mengenal pasar
(7). Mengenal calon pembeli
(8). Siap akan jalan pemecahan
(9). Cara menjual
(10). Manfaat dan keuntungan calon pembeli
(11). Kejujuran mengenai kerusakan barang dagangan

g. Watak wiraswasta
a). Berwatak maju
b). Bergairah dan mampu menggunakan daya penggerak dirinya
c). Berpandangan positif dan kreatif
d). Selalu mengutamakan memberi daripada meminta atau mengemis
e). Ulet dan tekun, tidak lekas putus asa
f). Pandai bergaul
g). Memelihara kepercayaan yang diberikan kepadanya
h). Berkepribadian menyenangkan (banyak senyum)
i). Selalu ingin meyakinkan diri sebelum bertindak
j). Menolak dan memberantas benih-benih kebiasaan cara berfikir, bersikap dan berbuat negative dan lebih mengutamakan benih kebiasaan cara berfikir, bersikap mental dan berbuat positif (membawa kemajuan)
k). Sangat menghargai dan mendayagunakan waktu sampai pada satuan waktu yang kecil sekalipun
l). Memelihara seni berbicara dan kesopanan
m). Tidak ragu-ragu atau khawatir terhadap saingan yang timbul dari bawah maupun dari atas
n). Bersedia melakukan pekerjaan kasar dan rendahan (pengorbanan)
o). Tidak akan pernah mementingkan diri sendiri dan tidak akan pernah rakus atau serakah
p). Setia kepada pimpinan sebagai peserta yang baik dan penuh rasa kesetia-kawanan
q). Menghormati tertib hokum
r). Tidak berlebihan dalam hal apapun (tidak menampilkan diri dari kehidupan secara ‘overacting’)
s). Tidak gila pangkat dan gelar
t). Tidak gila kekuasaan
u). Memiliki tenggang rasa yang kuat (tahu diri)
v). Selalu mengejar martabat, kehormatan dan harga diri yang semakin tinggi, bukan menjualnya
w). Menahan diri dari keinginan berbelanja yang tidak terkendali, namun meningkatkan keinginan berproduksi dan kalau perlu menggalakkan aktifitas jual
x). Selalu mensyukuri yang kecil-kecil yang dialami atau ada pada diri sendiri
y). Beriman dan beramal baik sebagai syarat kepribadian yang jujur dan bertanggungjawab
z). Berusaha memperkuat daya kemauan, sanggup bekerja keras tidak mengenal lelah

h. Jiwa Wiraswasta
a). Beriman dan berbuat kebaikan
b). Percaya pada diri sendiri
c). Tidak suka tergantung kepada pihak lain, selalu mengutamakan tindakan berdikari
d). Berinisiatif, suka berkreasi dan menemukan hal-hal baru
e). Mempunyai rasa tanggungjawab, tidak suka mengingkari janji
f). Berdisiplin diri sendiri
g). Bertekad untuk dapat memajukan lingkungan
h). Berani mengambil risiko yang telah diperhitungkan secara masak-masak
i). Bertekad untuk menyebar-luaskan segala hal yang positif kepada kepentingan umum
j). Rasa keadilan yang sedapat mungkin diusahakan seimbang
k). Mempunyai tujuan-tujuan hidup dan cita-cita yang jelas
l). Memiliki kemauan yang kuat untuk hidup maju

i. Daya Pikir dan Ketrampilan Wiraswasta
a). Mampu mengendalikan kemauan untuk merencanakan kehidupan masa depan. Rencana itu sedapat mungkin disusun secara operasional
b). Suka mengajak orang lain untuk bekerjasama
c). Bermotivasi tinggi untuk berprestasi
d). suka belajar dengan membaca dan berpraktek untuk memperoleh hasil yang memuaskan
e). Menjadikan pelajaran dari kegagalan-kegagalan dalam petualangan dan perjuangan
f). Suka belajar dari pengalaman orang lain dan pengalaman diri sendiri
g). Suka mendengarkan pendapat dan nasehat dari orang lain untuk disaring dan dimanfaatkan untuk mencapai tujuan-tujuan hidup
h). Suka mengikuti kursus-kursus atau latihan-latihan
i). Dapat berfikir merdeka dalam arti obyektif dan positif
j). Lebih mengutamakan kesuksesan berkarya dan memperoleh kepuasan atas hasil pekerjaannya sendiri
k). Lebih mengutamakan hasil kerjasama dalam usahanya daripada sekedar mengharapkan gaji atau upah melulu
l). Melayani dunia yang senantiasa haus akan barang-barang baru atau penemuan baru
m). Memperhatikan efisiensi dan efektifitas
n). Bersedia memberikan secara efisien sebagian hasil jerih payahnya untuk memajukan kehidupan lingkungannya
o). Mengalihkan diri dalam menghadapi risiko, persaingan, kerjasama dan kerugian, dengan daya saing yang kuat namun bermartabat

j. Berikut ini dikemukakan beberapa diantara cirri-ciri manusia wiraswasta dibidang pendidikan :
1). Mengerti dengan jelas tujuan-tujuan atau prestasi yang harus dicapai di dalam belajar dan bertingkah laku, baik di rumah, di sekolah, maupun di dalam masyarakat
2). Memiliki motivasi belajar yang kuat untuk mencapai prestasi pendidikan yang lebih tinggi dan lebih bermanfaat
3). Berkemauan keras untuk menyelesaikan semua tugas dan pekerjaan demi kemajuan belajarnya yang telah direncanakan. Ia sanggup bekerja keras meskipun terasa berat
4). Percaya pada diri sendiri dalam setiap menghadapi dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Ia tidak merasa bimbang atau ragu dalam setiap memulai dan menyelesaikan tugas-tugas itu
5). Suka berusaha untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas dalam belajar dengan menggunakan kekuatan pribadinya sendiri. Ia tidak suka terlalu tergantung kepada orang lain, tidak suka minta tolong kepada orang lain dalam mengerjakan setiap tugas yang dibebankan kepadanya
6). Mampu mendayagunakan waktu untuk belajar dan menyelesaikan tugas-tugas belajar secara kreatif. Waktu-waktu belajar dan bahkan waktu-waktu senggang dapat dimanfaatkan untuk menemukan makna, pengertian dan pengalaman hidup, misalnya sewaktu mengobrol, menonton pertunjukan, berekreasi dsb, bukan semata-mata hanya untuk santai atau iseng belaka, melainkan untuk membelanjakan diri
7). Rajin, tekun, ulet dan tabah dalam belajar meskipun menghadapi berbagai macam godaan dan rintangan, demi kesuksesan belajarnya
8). Tidak suka menunda-nunda pekerjaan yang mestinya dapat dikerjakan sekarang
9). Bekerja dengan teliti dan cermat untuk menghindari kesalahan-kesalahan. Tidak suka ngawur, tetapi selalu bersikap ilmiah

k. Masalah pendayagunaan potensi-potensi kepribadian ini akan lebih banyak ditentukan oleh :
1). Pribadi manusia yang bersangkutan, terutama faktor kemauan dan keyakinannya pada diri sendiri
2). Orang lain atau pihak lain yang membutuhkan tenaga kerja manusia
3). Kesempatan yang tersedia bagi manusia yang bersangkutan untuk berkarya dan berprestasi
Berikut ini adalah sekedar petunjuk untuk membagi dan mendayagunakan waktu kita secara efisien :
1). Sadarilah bahwa waktu adalah sangat berharga untuk mengisi kehidupan kita dengan berkarya dan berprestasi. Pemborosan waktu akan menghambat kemajuan kita untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi
2). Renungkanlah hal-hal yang menjadi tujuan-tujuan didalam hidup anda, setelah itu coba rumuskan tujuan-tujuan itu secara operasional dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi yang memperlancar dan yang menghambat tercapainya tujuan-tujuan tersebut
3). Buatlah perencanaan usaha dan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Perencanaan ini hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- merenungkan keberhasilan-keberhasilan yang pernah dialami, serta faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan tersebut
- merenungi kegagalan-kegagalan yang pernah diderita, serta faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan tersebut
- merenungi kelengahan dan kelemahan yang terdapat didalam pribadi anda, serta cara-cara mengatasi kelengahan dan kelemahan itu dengan kekuatan sendiri, yaitu dengan belajar/mendidik diri sendiri
- rancanglah jenis-jenis usaha dan kegiatan untuk mengisi hidup kita dan yang kiranya dapat menolong ke arah tercapainya tujuan-tujuan hidup kita
- tentukan prioiritas-prioritas usaha dan kegiatan yang dirasa penting untuk didahulukan realisasinya. Sehubungan dengan itu, buatlah perencanaan untuk usaha dan kegiatan-kegiatan saat sekarang, usaha dan kegiatan-kegiatan jangka menengah, dan yang jangka panjang
4). Biasakanlah diri kita untuk membagi dan menepati waktu dalam kehidupan sehari-hari pada setiap hari. Dalam hal ini akan lebih efektif apabila kita suka menyusun jadual kegiatan, baik harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Jadual ini akan menolong mengarahkan setiap langkah hidup kita, meskipun pelaksanaannya dapat secara fleksibel dalam arti bisa berubah menurut situasi dan kondisi
5). Latihlah disiplin diri sendiri didalam setiap melaksanakan kegiatan yang telah dijadualkan. Kita harus tahan dari setiap godaan yang dapat menggagalkan pelaksanaan rencana, misalnya ajakan pergi berdagang, acara televisi yang menarik, adanya pertandingan tinju, dan sebagainya. Usahakanlah tugas/kegiatan yang sedang dihadapi dapat diselesaikan pada waktunya
6). Untuk memperkuat disiplin diri, usahakanlah untuk membiasakan diri bekerja dengan konsentrasi penuh, untuk itu carilah tempat bekerja yang tenang, bebas dari berbagai gangguan konsentrasi
7). Jangan suka menunda-nunda pekerjaan, karena ini akan dapat menjadi kebiasaan yang terulang, apalagi kalau menghadapi pekerjaan yang berat
8). Kenalilah kondisi penyesuaian diri anda terhadap waktu. Ada waktu-waktu tertentu yang kurang cocok bagi fisik dan psikis kita untuk mengerjakan sesuatu tugas, dan ada pula waktu-waktu tertentu yang sangat cocok bagi kondisi fisik dan psikis kita untuk menyelesaikan sesuatu tugas. Dengan demikian gunakanlah waktu-waktu yang cocok bagi kondisi fisik dan psikis kita masing-masing untuk menyelesaikan setiap tugas
9). Bekerjalah didalam batas-batas kemampuan fisik dan psikis kita. Kita tidak usah memforsir diri untuk terus bekerja sehingga disamping merusah kondisi fisik dan psikis kita juga dapat mengurangi efdektifitas pekerjaan itu. Oileh karena itu selingan adalah penting untuk mengurangi ketegangan otak atau kelelahan. Selingan dapat berupa kegiatan-kegiatan istirahat, santai dan menghibur diri
10). Manfaatkanlah waktu-waktu senggang untuk kegiatan-kegiatan yang berguna bagi hidup kita, baik untuk belajar dan memperkaya pengalaman, maupun untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan lain yang mempercepat tercapainya tujuan-tujuan hidup kita.
11). Sedapat mungkin hindarilah kesalahan-kesalahan didalam melaksanakan tugas-tugas, karena kesalahan memerlukan perbaikan dan pengerjaan ulang dan dengan demikian membuang-buang waktu. Oleh karena itu bekerjalah secara cermat dan penuh ketelitian dengan berorientasi kepada tujuan yang hendak dicapai serta memperhatikan kondisi badan dan jiwa kita
12). Manfaatkanlah jam makan kita lebih produktif. Dengan makan bersama, kita mendapatkan kesempatan yang berhgarga untuk menjalin hubungan kekeluargaan, bertukar fikiran serta merancang kegiatan-kegiatan yang berdaya guna bagi kepentingan bersama
Dengan membagi serta mendayagunakan waktu kita dengan sebaik-baiknya, maka kita akan memperoleh kemajuan yang pesat didalam memenuhi kebutuhan hidup kita


Didalam buku : “PENDIDIKAN WIRASWASTA”
Judul Tulisan : ‘Pengertian Wiraswasta dan Ciri-ciri Manusia Wiraswasta’
Cetakan 2 : Mei 1989
Cetakan 3 : September 1992
Cetakan 4 : Desember 1993
Cetakan 5 : Desember 1996
Oleh : ‘Drs. Wasty Soemanto,M.Pd’.
Diterbitkan oleh : BUMI AKSARA
Jl. Sawo Raya No. 18 Jakarta 13220

Tidak ada komentar: