Kamis, 26 Februari 2009

MANAJEMEN SEKOLAH BERBASIS MUTU

MANAJEMEN SEKOLAH BERBASIS MUTU

Manajemen Mutu harus menjawab beberapa pertanyaan :

1). Bagaimana produk sekolah (lulusan) yang diharapkan oleh masyarakat (pelanggan) ?
2). Bagaimanakah desain proses pembelajaran harus dilakukan ?
3). Bagaimanakan menjalankan proses pembelajaran agar efisien dan efektif ?
4). Bagaimanakah lulusan agar dapat berkualitas dan berkompetisi ?

Table 2. Karakteristik Sekolah Berwawasan Manajemen Mutu

No Karakteristik Sekolah Berwawasan Mutu
1 2
1 Memiliki rumusan visi sekolah tersendiri
2 Memiliki rumusan misi sekolah tersendiri
3 Memfokuskan kepuasan semua pelanggan sekolah
4 Mencegah munculnya masalah-nasalah disekolah
5 Investasi SDM/tenaga kependidikan/guru dengan rencana yang baik
6 Memiliki strategi peningkatan mutu pendidikan
7 Keluhan/konflik di sekolah dimanfaatkan untuk belajar (learning organization)
8 Mendefinisikan karakteristik mutu pada semua bidang menyangkut kegiatan sekolah
9 Mempunyai kebijakan dan perencanaan strategic sekolah
10 Kepala sekolah memimpin adanya gerakan mutu di sekolah
11 Proses pengembangan melibatkan semua tenaga kependidikan di sekolah
12 Fasilitator mutu di sekolah memimpin proses pengembangan dan perbaikan
13 Menciptakan mutu dengan mendorong munculnya kreativitas di sekolah
14 Memberikan peranan dan tanggung jawab dengan jelas kepada tim/unit yang dibentuk
15 Mempunyai strategi yang jelas dalam melakukan evaluasi
16 Memperhatikan kebermaknan mutu untuk meningkatkan kepuasan pelanggan
17 Merencanakan peningkatan mutu dalam jangka panjang
18 Mutu dilihat sebagai bagian dari budaya dan kultur sekolah
19 Meningkatkan mutu sejalan dengan tuntuntan strategi sekolahnya sendiri
20 Memperlakukan kolega sebagai pelanggan sekolah

Table 3. Perbedaan Paradigma Baru dan Lama dalam Pendidikan

Paradigma Baru Pendidikan Paradigma Lama Pendidikan
 Hasil ujian merupakan informasi untuk melakukan bimbingan dan arahan agar siswa bergerak lebih maju, bermutu, dan proaktif
 Siswa diperlakukan sebagai pelanggan

 Keluhan siswa ditangani secara cepat dan effisien

 Diusahakan membangun proaktif para siswa dengan memberikan kesempatan-kesempatan

 Layanan sekolah diusahakan memuaskan tidak hanya siswa tetapi semua pelanggan dan sesuai kebutuhan
 Selalu direncanakan ada tindak lanjut untuk lulusan bahkan informasi pekerjaan
 Siswa diperlakukan dengan sopan, hormat & penuh pertimbangan
 Tekanan manajemen pada ketrampilan kepemimpinan mutu, perberdayaan & partisipasi aktif karyawan
 Manajemen secara aktif mempromosikan kerjasama tim dan solusi masalah oleh tim atau unit kerja
 System informasi sekolah memberikan laporan yang bermanfaat untuk membantu manajemen sekolah dan guru
 Staf administrasi bertanggungjawab dan siap memberikan pelayanan dengan cara yang mudah dan cepat (bermutu) guna memenuhi kebutuhan siswa dan pelanggan lain  Hasil ujian tidak digunakan sebagai informasi untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa

 Siswa dianggap bukan sebagai pelanggan
 Keluhan siswa ditangani dalam bentuk defensive dan kadang dengan cara negative
 Siswa tidak didorong untuk memberikan saran pendapat atau menyampaikan keluhan
 Layanan sekolah kurang diperhatikan tidak memperlakukan karyawan dan atau siswa sebagai pelanggan utama

 Tidak ada atau kurang ada tindak lanjut yang cukup tepat untuk siswa dan alumni
 Siswa dianggap lebih rendah, kurang perlakukan hormat & pertimbangan
 Tekanan manajemen pada pengawasan karyawan, system dan kerja rutin
 Banyak keputusan manajemen dibuat tanpa masukan dan informasi dari karyawan dan siswa
 Informasi tidak ada atau kurang sehingga tidak atau kurang mendukung manajemen mutu sekolah dan guru
 Staf administrasi kurang berani tanggungjawab dan kesiapan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan para pelanggan sekolah

Table 4. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pemberdayaan Guru Menuju Visi Profesionalitas

NO Usaha-Usaha Pemberdayaan SDM Menuju Visi Profesionalitas Guru
1. Melibatkan semua guru dalam kegiatan penyelesaian masalah-maslah sekolah
2. Memanfaatkan metode keilmuan dan mutu berbasis prinsip-prinsip statistik dan proses serta hasil pemantauan
3. Mendiskusikan bagaimana sebuah proyek sekolah harus ditangani dan berhasil tidak sekedar bercerita bahwa itu telah terjadi
4. Saling memberikan informasi untuk keperluan manajemen dan untuk mendorong semua tenaga kependidikan memiliki komitmen terhadap sekolah dengan kuat
5. Mendiskusikan system dan prosedur yang akan memberikan dan yang menhambat kepada kepuasan pelanggan
6. Memahami bahwa keinginan pengembangan yang berarti bagi guru tidak kompatibel dengan pendekatan dari atas kebawah
7. Perbarui usaha-usaha peningkatan professional guru dan bergerak sesuai dengan tanggungjawab serta pemantauan langsung dalam pengembangan professional guru dan tenaga kependidikan lainnya
8. Laksanakan rencana secara sistemik dan komunikasikan secara terus-menerus kepada semua yang terlibat di sekolah
9. Kembangkan ketrampilan dalam meresolusi konflik, pemecahan masalah, musyawarah, dan memberikan toleransi dan penghargaan adanya konflik yang justru positif dan membangun
10. Memberikan pendidikan dan pelatihan tentang konsep mutu, kerjasama tim, manajemen proses, layanan kepada pelanggan, komunikasi yang efektif dan kepemimpinan transformative
11. Menjadi penolong sekalipun tidak memiliki semua jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan tanpa merendahkan diri
12. Melakukan pendekatan, silaturrohim, kunjungan (walking around) mendengarkan suara guru dan pelanggan-pelanggan lainnya
13. Guru perlu belajar menjadi seorang pelatih (coach) dan menghindari perilaku boss
14. Memberikan otonomi kepada guru, mengambil resiko, adil dan ramah
15. Keterlibatan dalam menyeimbangkan dan meyakinkan pelanggan eksternal (siswa, orang tua dan sebagainya) tentang mutu dan pada saat yang sama menaruh perhatian pada kebutuhan pelanggan internal (guru, komite sekolah dan karyawan)
16. Guru melaksanakan proses pembelajaran secara aktif, membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk bertanya, kreatif dan proaktif
17. Memberikan kesempatan kepada guru dalam pengembangan kurikulum dan silabi sesuai dengan kondisi saat mutakhir
18. Meningkatkan kepedulian guru dalam mengajar, bukan sekedar menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga mendidik, melatih, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan siswa menuju keberhasilan bersama yaitu kepuasan pelanggan
19. Sosialisasi sekolah tentang manajemen mutu secara terpadu, yaitu mutu adalah kepuasan pelanggan sekolah yang harus selalu diusahakan dan dipenuhi
20. Mutu tidak hanya mutu lulusan (produk), tetapi juga mutu proses pembelajaran, mutu layan sekolah/guru, mutu lingkungan sekolah dan mutu SDM yaitu tenaga kependidikan terutama guru
21. Membangun dan mengembangkan system penempatan guru baru, mutasi guru dan system karier bagi guru
22. Meningkatkan dan mengembangkan kesejahteraan guru dan mengurangi beban psikologis guru
23. Mengurangi ketidaksesuaian guru dalam mengajar (minimizing teacher mismatch) dengan berbagai pendekatan
24. Program pengembangan sumber daya tenaga kependidikan, memperoleh jenjang S1 bagi pemegang diploma, dan jenjang S2 untuk jabatan kepala sekolah
25. Memanfaatkan desentralisasi pendidikan karena memberikan otonomi, kesempatan dan optimalisasi sekolah dalam memberdayakan tenaga kependidikan di sekolah, dan mengembangkan mutu sekolah serta profesionalitas guru

Didalam buku : “Membangun Profesionalisme Muhammadiyah”
Judul Tulisan : ‘Membangun Visi Profesionalitas dan Mutu Sekolah Muhammadiyah’

Tidak ada komentar: