Selasa, 24 Februari 2009

Aspek Fisik Bagi Wirausahawan

Aspek Fisik Bagi Wirausahawan

Agus Ernawan 25-04-08 11:00

Karena wirausahawan dituntut untuk dapat bekerja sekitar 17 jam sehari, maka tentu saja kondisi fisiknya harus bisa mendukung persyaratan tak tertulis tersebut. Artinya, ia harus sehat dan kuat, baik jasmani maupun rohani. Sering kita dengar semboyan yang berbunyi : Mens sana in corpore sano yang artinya kira-kira : “Didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula”. Namun, seorang pakar pernah mengatakan bahwa semboyan itu sering ditentang orang, karena kenyataannya belum tentu atau tidak selalu orang yang sehat fisiknya, sehat pula jiwanya. Banyak kejadian memperlihatkan, bagaimana orang-orang yang sehat kuat ternyata berlaku kejam, zalim dan sewenang-wenang. Itu membuktikan bahwa orang sehat tubuh bisa saja tidak sehat jiwanya. Oleh karenanya, para pakar keolahragaan memodifikasi semboyan itu menjadi : Utini, mens sana in corpore sano, sehingga artinya menjadi : “Semoga, dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula”.

Didunia wiraswasta, pengusaha harus pula sehat dan kuat, baik jiwa maupun fisiknya. Untuk membina fisik, harus diperhatikan beberapa faktor antara lain, pola kokua (makan, minum dan rokok, berasal dari bahasa Hawaii ), pola istirahat, serta olahraga. Ketiga pola ini perlu diperhatikan dan ditata kembali, agar bisa menciptakan suatu kebiasaan hidup yang baik, sesuai dengan kebutuhan seorang wiraswatawan ideal.
Kita perlu menyadari bahwa tidak ada yang lebih berharga didunia ini dari pada kesehatan. Itu sebabnya, pada bab I kita sudah menekankan terlebih dahulu bahwasanya bukan uanglah satu-satunya sasaran pengusaha, akan tetapi suatu paket kebahagian yang didalamnya sudah termasuk aspek kesehatan dan juga aspek keuangan. Kesemuanya itu terpadu dalam satu pola kesatuan yang disebut “Roda Penghidupan”.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan pengusaha, terutama pengusaha kecil yang baru mengawali karirnya kejenjang yang lebih tinggi, selalu diliputi tekanan kerja yang cukup berat. Target-target penjualan, batas-batas waktu penyerahan barang dan penyelesaian proyek, kesinambungan produksi dan sebagainya, sering menyebabkan pengusaha lengah akan pembinaan fisiknya. Terlebih lagi pengusaha muda usia, karena kondisi tubuhnya masih prima, kecenderungan mengabaikan kesehatan menjadi kejadian yang biasa.
Sebab-sebab yang umum menjadi pencetus penyakit tubuh, antara lain terlambat makan atau makan tidak teratur, lupa waktu dan kerja terlalu berat, merokok berlebihan, kurang minum dan kurang bergerak. Hal itu sering ditambah lagi dengan kehidupan malam yang “over dosis”, dalam rangka menjamu relasi atau memang kesenangan sendiri.
Betapapun hendaknya kita sadar, bahwa kesehatan lebih berharga dari segalanya. Alasan paling klasik dari semua usahawan yang mengabaikan pola-pola makan, minum, istirahat dan olahraga yang sehat adalah, tidak sempat, tidak ada waktu atau terlanjur lupa. Kambing hitamnya mudah untuk ditunjuk, yaitu menumpuknya tugas dan pekerjaan. Benarkah demikian ?
Mengkambing hitamkan volume kerja, sebenarnya tidak etis dan cenderung membohongi diri
sendiri. Yang terjadi sebenarnya hanyalah masalah prioritas. Sesuatu yang terasa tidak sempat, tidak sukup waktu atau terlupa untuk dikerjakan, menunjukkan bahwa objek yang dibicarakan tidak cukup mendapatkan prioritas. Dengan kesadaran ini, sudah sepantasnyalah daftar priotitas itu diperiksa kembali, dan tempatkan olahraga pada salah satu tingkat prioritas teratas. Sebelum, peristiwa fatal yang sama-sama tidak kita inginkan terlanjur datang menimpa.
Hakekat olahraga adalah menggerakkan anggota tubuh dengan intensitas dan frekuensi sedemikian, sehingga peredaran darah didalam tubuh menjadi lancar. Lancarnya peredaran darah akan membantu lancarnya distribusi makanan dan oksigen keseluruh bagian badan, dengan begitu, fisik akan sehat dan terasa segar. Dengan kondisi sehat-segar seperti itulah hendaknya para usahawan bekerja, agar supaya produktivitas bisa dicapai secara maksimal.
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa olahraga bagi wiraswastawan bertujuan agar tubuhnya tetap segar dan bisa tetap bekerja dengan baik dan konsisten. Walaupun olahraga itu penting, tapi intensitas latihan harus dijaga agar jangan sampai menyebabkan kelelahan yang berlebihan (over training). Karena, lelah yang berlebihan bukannya membawa kesegaran fisik, malah sebaliknya yang bersangkutan akan menjadi “teler” bahkan bisa mengakibatkan sakit. Bagaimana mungkin kerja kalau mengalami hal seperti itu ?
Kebutuhan berolahraga dengan intensitas yang benar sudah diketahui manusia sejak jaman dahulu. Dr. Hua To (190-265M), seorang dokter terkenal dinegeri Cina mengungkapkan : “Tubuh manusia memerlukan latihan, namun tidak boleh melebih takaran. Olahraga dapat membersihkan udara kotor dari dalam sistem pernafasan, melancarkan peredaran darah serta menangkis serangan penyakit. Seperti pintu rumah yang selalu dipergunakan tidak akan menjadi rapuh, begitu juga badan menusia perlu digerakkan agar menjadi awet muda..!”
Pola makan harus diperhatikan. Kurangi mengkonsumsi lemak dan bahan-bahan yang mengandung kolesterol dan gula. Seimbangkan komposisi daging dan sayuran, perhatikan konsep 4 sehat 5 sempurna. Perbanyak minum air putih segar tanpa es, dan sedapat mungkin jauhi kebiasaan minum kopi, minuman keras serta merokok. Serangan jantung dan stroke akhir-akhir ini banyak terjadi dan menjadi pembunuh utama bagi kalangan eksekutif. Hal yang terakhir ini sudah menjadi perhatian para pimpinan perusahaan dan instansi, dan berbagai usaha mengkampanyekan “perang” terhadap penyakit jantung sudah dilakukan.
Sekitar tahun 1993 - 1995, penulis pernah memberikan pelatihan-pelatihan di PT. Telkom, dan apa yang dilakukan oleh BUMN tersebut dalam usahanya untuk menjaga kesehatan karyawan, amat berkesan. Salah satunya adalah dengan memasang poster-poster berukuran sedang disemua ruang kerja dengan tulisan : “Hindari serangan jantung dengan tidak merokok, jauhi stress dan berolahraga dengan teratur”.
Begitu juga pada perusahaan PT. National Gobel, sebagaimana umumnya perusahaan Jepang, mereka bersenam (tayzo) setiap pagi terlebih dahulu sebelum bekerja. Dikantor-kantor pemerintah, setiap hari Jum’at diadakan Senam Kesehatan Jasmani (SKJ) dan senam aerobik. Hal-hal seperti ini perlu dicontoh oleh para wiraswastawan, baik junior maupun senior dan semua yang profesinya mengandung potensi stress.

http://www.halamansatu.net/index.php?option=com_content&task=view&id=740&Itemid=51

syarifah

Tidak ada komentar: