Selasa, 03 Maret 2009

SEKOLAH dan KEBUDAYAAN

SEKOLAH dan KEBUDAYAAN

Oleh : Mohammad Sholeh, SE

Mantan Ketua Cabang PGRI Kec. Sukorambi Periode : 2000 – 2005, Guru di SMKN 1 Sukorambi Jember dan Kepala SMK Muhammadiyah Jember Pereode 2007 - 2011


Pengembangan sekolah sebagai pusat kebudayaan bertujuan untuk meningkatkan mutu dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya. Sekolah adalah tempat pendidikan, tempat guru mengajar dan tempat murid belajar, dan terjadilah proses belajar mengajar, dan terciptalah masyarakat belajar yang bertujuan membangun manusia Indonesia seutuhnya. Pusat adalah tempat atau sumber bagi pengembangan kebudayaan. Kebudayaan mempunyai arti sempit dan luas. Kebudayaan dalam arti sempit dapat disamakan dengan kesenian yang bertitik berat kepada estetikan. Sedangkan kebudayaan dalam arti luas mencakup logika, etika dan estetika. Kebudayaan dalam arti luas, dipandang dari segi individual sekaligus berupa pengetahuan, praktek komunikasi dan pilihan hidup ( eksistensi ), sedangkan dipandang dari segi sosial berupa segenap perwujudan dan keseluruhan hasil logika, etika dan estetika manusia dalam rangka perkembangan hubungan manusia dengan manusia lain ( masyarakat ), dengan alam sekitarnya dan dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Kebudayaan adalah perwujudan perpaduan logika, etika dan estetika dalam praktika ( karya ), yaitu sistem nilai dan ide vital ( gagasan penting ) yang dihayati sekelompok manusia/masyarakat tertentu dalam kurun waktu tertentu. Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan yang sedang berkembang kearah peradaban. Karena peradaban dinilai lebih tinggi daripada kebudayaan, maka sudah sewajarnya apabila diharapkan sekolah dapat menjadi teladan bagi masyarakat sekitarnya, baik secara fisik maupun spiritual. Tujuan pendidkan adalah membentuk manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, trampil, tinggi budi pekertinya, kuat kepribadiannya, tebal semangat kebangsaannya membangun dirinya sendiri dan bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa. Maka gambaran manusia beradab di Indonesia adalah seperti tersebut diatas. Sedangkan peradaban bangsa Indonesia yang dicita-citakan adalah suatu masyarakat yang mencerminkan seluruh aspirasi falsafah bangsa, yaitu negara bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, yang mempunyai tujuan nasional : melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia bedasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Pendidikan adalah usaha sadar yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan. Sedangkan guru mempunyai peranan sentral ( terpenting ) dalam pelaksanaan pendidikan ( disamping orang tua dan masyarakat ). Tugas guru dapat diperinci sebagai tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan.
Tugas profesional, yaitu mendidik ( dalam rangka mengembangkan kepribadian ), mengajar ( dalam rangka mengembangkan kemampuan berfikir/kecerdasan ) melatih ( dalam rangka penerapan teknologi/ keterampilan ).
Tugas manusiawi, yaitu transformasi diri sendiri, auto-identifikasi dan auto-pengertian mengenai dirinya sendiri. Disini guru adalah orang tua kedua di Sekolah.
Tugas kemasyarakatan, terutama untuk membentuk manusia warga negara yang baik. Disini guru adalah pahlawan yang mencipta masa depan, dan penggerak kemajuan.

Didalam sekolah sebagai pusat kebudayaan digerakkan kegiatan-kegiatan : pengembangan logika (rajin belajar, gemar membaca dan suka meneliti), pengembangan etika (bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral, dan bersikap/tingkah laku yang baik), pengembangan estetika (apresiasi seni, persepsi seni dan kreasi seni), dan pengembangan praktika (menghargai pekerjaan, terampil dan cekatan serta mampu menerapkan teknologi).
Dengan demikian diharapkan disekolah terdapat sarana dan prasarana yang mendukung, antara lain; ruang belajar, perpustakaan, ruang kepala sekolah, ruang administrasi, ruang praktek/laboratorium, ruang kesenian, ruang UKS, lapangan olah raga, bimbingan/penyuluhan, ruang guru, kamar kecil, dan ruang lain sesuai kebutuhan.

Pengembanga sekolah sebagai pusat kebudayaan dapat berhasil secara optimal harus ditunjang oleh ketahanan sekolah. Ketahanan sekolah adalah suatu kondisi dinamik yang berisi kemampuan dan ketangguhan dalam menghadapi tantangan dan hambatan yang timbul dari dalam dan dari luar sekolah, yang langsung atau tidak langsung mengganggu proses belajarnya. Dalam meningkatkan ketahanan sekolah, hal-hal yang harus diperhatikan adalah disiplin, ketertiban sekolah, proses belajar mengajar, wibawa kepala sekolah dan guru terutama wali kelas, upacara bendera, 7 K dan 12 langkah kepemimpinan (tahu tugas pokoknya sendiri, tahu jumlah pembantunya, tahu nama-nama pembantunya, tahu tugas masing-masing pembantunya, memperhatikan kehadiran pembantunya, memperhatikan peralatan pembantunya, menilai pembantunya, mengambil tindakan-tindakan, memperhatikan karir pembantunya, memperhatikan kesejateraan, menciptakan suasana kekeluargaan dan memberikan laporan kepada atasannya.

Sehingga dengan demikian kesimpulan dari usaha pengembangan sekolah sebagai pusat kebudayaan adalah menciptakan masyarakat belajar (belajar keras dan bekerja keras), meningkatkan mutu pendidikan, menjadikan sekolah sebagai teladan masyarakat sekitarnya dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya.